Coretan tangan Linka di Kelas Bahasa

#Buku

Sekali, ketika berselancar dalam maya, kudapati seutas kisah tentang sebuah buku.

Jika jatuh cinta pada pandangan pertama masih begitu lekat dan pantas, maka akan ku rapalkan tiap kali ku tatap sampulnya. Seperti terserang badai serotin, istilah yang digunakan Dee Lestari dalam serial bukunya supernova pertama, sebuah penggambaran euforia, betapa bahagia dan tak terdekskripsikan segala indra.

Buku tersebut bukan buku biografi Aidit yang belakangan banyak diperbincangkan di lingkaran kaum senjanisme atau jadi tagar tranding topic di sosial media. Bukan pula buku Soe Hok Gie yang dulu hanya ku baca pada bagian puisi, tentang bagaimana dia dikagumi namun tak banyak orang yang mau melibatkan diri. 

Buku ini memperlihatan etalase hidup. Memajang momen – momen yang berjejer rapi di rak berbingkai waktu. Saat ku tanya berapa harga buku itu, tak ada jawab kutemui.

Ya, buku nikah namanya.


#Warna

Sebuah sendu biasanya adalah kelabu, amarah dan semangat pada umumnya berwarna merah, dan hijau gambaran sebuah kedamaian dan kesuburan.

Semburat jingga pada langit senja dan fajar merekah mewarnai ruang hati.

Betapa kukagumi jingga yang menggelayut pada langit ketika mentari malu malu menampakan wajahnya. Warna sebuah kehidupan baru mengantarkan jiwa pada kisah dan guratan warna-warni.

Jingga diantara senja dan fajar terbit adalah mediatur sekaligus saksi pertemuan aku yang adalah hitam, dan tuan yang adalah putih.

Tentu tuan paham, yang kumaksud bukan perihal perbedaan warna kulit tapi sebuah pemetaan warna oleh konstruk sosial. Padahal bhineka tunggal ika, tapi keragaman masih jadi polemik tak terhingga.


#Parkir sepeda di lahan Bambu

Nyanyian bambu merdu membersamai gemerincing gesekan batang yang ringkih.

Dedaunan rimbun menahan sengatan matari pada kendaraan kayuh roda dua yang berjejer rapi mengikuti garis batas parkir.

Tampak begitu sejuk dengan beragam jenis pohon raksasa dan bambu yang mendominasi.

Tak ketinggalan bunga warna warni yang sengaja dibesarkan disepanjang jalan yang turut andil memegahkan jarak pandang mata.

Di beberapa pohon besar tua, tampak himpunan akar tanaman parasit menggelayut beradu, persis hiasan kamar pengantin.

Ruas – ruas bambu menjulang membentuk atap. Tubuhnya yang kaku, tegak, dan langsing berbalut seragam coklat.

Dedaunan kering memenuhi pekarangan parkiran.

Semilir angin menghempasnya berpulang pada tanah.

Karena sedalam apa cinta ranting kepada daun, tetap tanah berkuasa.

Sebab gugur adalah kepastian.


#Pasar

Sekali, saat berkunjung kesalah satu destinasi wisata yang berada di kabupaten kediri, kurang lebih 5km dari kampung inggris pare “kampung bibit", saya terkejut sekaligus kagum.

Pasar ini menghadirkan nuansa kearifan lokal.

Mayoritas pedangan yang adalah wanita separuh baya tampak anggun mengenakan kebaya. Keriput menggelayut pada wajah tersamarkan senyum, seraya menawarkan dagangan yang ragam jenisnya tampak lumrah.

Hasil produksi rumahan yang didagangkan di pasar ini cukup beragam. Mulai dari makanan dan minuman khas tanah jawa yang tak ku ketahui namanya, juga aksesoris tradisonal yang ingin ku kantongi seluruhnya.

Menikmati semangkok nasi pecel ditemani alunan musik gamelang, sungguh nikmat rasanya.

Masih saja ada makanan nikmat dengan komposisi; nasi hangat, bumbu pecel nikmat, perkedel, peyek, teh tawar hangat seharga lima ribu rupiah. (Gusti pun ageng mboten sare mbah)

Tak lupa kugunakan kamera yang bertengger di leher. Kegiatan wanita – wanita itu ku bekukan dalam lensa kamera.

Pasar merupakan pusat perkembangan ilmu dan pengetahuan, tempat berkumpulnya manusia – manusia dengan kepentingan yang beragam, menghidangkan perhitungan, tawar menawar dan komunikasi disetiap lisan pedangang dan pelanggan.

Tentu ada toleransi juga solusi dalam pertukaran dan perhitungan untung rugi bagi seluruh pihak. Yang artinya ada belajar, ada ilmu, ada pengetahuan. Tempat memperdayakan diri.

Dimana realita hidup terpajang begitu nyata.

Pasar tempat sebagian besar orang menyambung hidup.

Bagi beberapa pribadi pasar mungkin tidak berguna, tapi percayalah pasar berperan penting dalam stabilitas perekonomian Negara. Ketahanan suata Negara dapat dilihat dari pasar, salah satu hal penting untuk ketahanan ekonomi rakyat adalah restorasi pasar.

Pasar bukan hanya tempat, waktu atau proses negosiasi. Tapi tentang penghidupan, menghidupi hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belenggu Membuat Tangguh

Boleh Minta Waktunya Sebentar?